Opikini.com – Cara Menghitung Bunga Berjalan Obligasi. Cara menghitung bunga berjalan obligasi merupakan hal penting bagi investor yang berinvestasi di pasar obligasi. Memahami perhitungan ini akan membantu investor menentukan keuntungan yang akan diperoleh dari investasi obligasi mereka. Bunga berjalan, berbeda dengan bunga kupon, menghitung bunga yang diperoleh selama periode kepemilikan obligasi, bukan hanya pada tanggal pembayaran kupon. Artikel ini akan membahas secara detail bagaimana menghitung bunga berjalan obligasi, faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta perbedaan perhitungan antar jenis obligasi.
Proses perhitungannya melibatkan beberapa variabel kunci seperti nilai nominal obligasi, suku bunga, dan periode kepemilikan. Pemahaman yang tepat mengenai rumus dan penerapannya dalam berbagai skenario akan memberikan gambaran yang jelas mengenai potensi keuntungan investasi obligasi. Dengan memahami konsep ini, investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih terinformasi dan strategis.
Pengertian Bunga Berjalan Obligasi

Bunga berjalan obligasi merupakan akumulasi bunga yang telah diperoleh sejak pembayaran kupon terakhir hingga tanggal tertentu, misalnya tanggal transaksi jual beli obligasi. Konsep ini penting dipahami, terutama saat berinvestasi dalam obligasi karena memengaruhi harga jual beli obligasi di pasar sekunder.
Bunga berjalan mencerminkan hak kepemilikan atas bunga yang sudah “berjalan” atau terakumulasi selama periode tertentu, meskipun pembayaran kupon resmi belum jatuh tempo. Dengan kata lain, bunga berjalan merupakan bagian dari nilai obligasi yang diperhitungkan saat terjadi transaksi jual beli di pasar sekunder.
Contoh Kasus Bunga Berjalan Obligasi
Bayangkan sebuah obligasi dengan nilai nominal Rp1.000.000, suku bunga kupon 10% per tahun, dan pembayaran kupon dilakukan setiap enam bulan. Jika Anda membeli obligasi tersebut tiga bulan setelah pembayaran kupon terakhir, maka bunga berjalan yang harus Anda bayar kepada penjual adalah bunga yang terakumulasi selama tiga bulan tersebut. Perhitungannya adalah (10%/2) * (3/6) * Rp1.000.000 = Rp50.000.
Perbedaan Bunga Berjalan dan Bunga Kupon
Bunga berjalan dan bunga kupon merupakan dua konsep yang terkait namun berbeda. Perbedaan utamanya terletak pada waktu pembayaran dan cara perhitungannya. Bunga kupon adalah bunga yang dibayarkan secara periodik sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dalam kontrak obligasi. Sementara bunga berjalan adalah akumulasi bunga yang belum dibayarkan dan dihitung hingga tanggal tertentu, biasanya tanggal transaksi.
Tabel Perbandingan Bunga Berjalan dan Bunga Kupon
Nama | Definisi | Cara Perhitungan | Contoh |
---|---|---|---|
Bunga Kupon | Bunga yang dibayarkan secara periodik sesuai jadwal dalam kontrak obligasi. | (Suku bunga tahunan / Jumlah pembayaran kupon per tahun) * Nilai nominal obligasi | Obligasi Rp1.000.000, suku bunga 10% per tahun, dibayarkan dua kali setahun. Bunga kupon per periode: (10%/2) * Rp1.000.000 = Rp50.000 |
Bunga Berjalan | Akumulasi bunga yang telah diperoleh sejak pembayaran kupon terakhir hingga tanggal tertentu. | (Suku bunga tahunan / Jumlah pembayaran kupon per tahun) * (Jumlah hari sejak pembayaran kupon terakhir / Jumlah hari dalam satu periode kupon) * Nilai nominal obligasi | Obligasi Rp1.000.000, suku bunga 10% per tahun, dibayarkan dua kali setahun. Jika dibeli 3 bulan setelah pembayaran kupon terakhir, bunga berjalan: (10%/2) * (90/180) * Rp1.000.000 = Rp50.000 |
Ilustrasi Skenario Transaksi Obligasi dan Perhitungan Bunga Berjalan, Cara menghitung bunga berjalan obligasi
Misalkan Pak Budi menjual obligasi kepada Bu Ani pada tanggal 15 Maret 2024. Obligasi tersebut memiliki nilai nominal Rp 10.000.000, suku bunga 8% per tahun, dan pembayaran kupon dilakukan setiap 6 bulan pada tanggal 15 Januari dan 15 Juli. Pembayaran kupon terakhir dilakukan pada tanggal 15 Januari 2024. Untuk menghitung bunga berjalan hingga tanggal 15 Maret 2024, kita perlu menghitung jumlah hari antara 15 Januari dan 15 Maret (yaitu 60 hari). Perhitungan bunga berjalannya adalah: (8%/2) * (60/180) * Rp10.000.000 = Rp133.333,33. Jadi, Bu Ani harus membayar Pak Budi sejumlah Rp133.333,33 sebagai bunga berjalan di samping harga pokok obligasi.
Rumus Perhitungan Bunga Berjalan Obligasi: Cara Menghitung Bunga Berjalan Obligasi
Perhitungan bunga berjalan obligasi merupakan proses menentukan besarnya bunga yang telah diperoleh sejak obligasi terakhir kali membayar kupon hingga tanggal tertentu. Memahami perhitungan ini penting bagi investor untuk mengetahui return investasi mereka pada suatu periode tertentu. Berikut penjelasan detailnya.
Rumus Umum Perhitungan Bunga Berjalan Obligasi
Rumus umum perhitungan bunga berjalan obligasi adalah sebagai berikut:
Bunga Berjalan = (Nominal Obligasi x Tingkat Kupon x Jumlah Hari sejak Pembayaran Kupon Terakhir) / Jumlah Hari dalam Satu Periode Kupon
Rumus ini didasarkan pada prinsip proporsionalitas, di mana bunga dihitung berdasarkan proporsi waktu sejak pembayaran kupon terakhir.
Penjelasan Variabel dalam Rumus
Berikut penjelasan rinci masing-masing variabel dalam rumus di atas:
- Nominal Obligasi: Nilai nominal obligasi yang tertera pada sertifikat obligasi. Ini adalah nilai yang akan dikembalikan kepada pemegang obligasi pada saat jatuh tempo.
- Tingkat Kupon: Persentase bunga tahunan yang dijanjikan oleh penerbit obligasi. Tingkat kupon biasanya dinyatakan dalam persen (%) per tahun.
- Jumlah Hari sejak Pembayaran Kupon Terakhir: Jumlah hari yang telah berlalu sejak tanggal pembayaran kupon terakhir hingga tanggal perhitungan bunga berjalan.
- Jumlah Hari dalam Satu Periode Kupon: Jumlah hari dalam satu periode pembayaran kupon. Periode kupon bisa bervariasi, misalnya 6 bulan (180 hari), atau 1 tahun (360 hari atau 365 hari, tergantung konvensi yang digunakan).
Contoh Perhitungan Bunga Berjalan Obligasi (Contoh 1)
Misalkan Anda memiliki obligasi dengan nominal Rp 10.000.000, tingkat kupon 8% per tahun, dan periode kupon 6 bulan (180 hari). Tanggal pembayaran kupon terakhir adalah 1 Januari 2024, dan Anda ingin menghitung bunga berjalan hingga 15 Maret 2024.
Pertama, hitung jumlah hari sejak pembayaran kupon terakhir: Dari 1 Januari 2024 hingga 15 Maret 2024 terdapat 74 hari.
Kemudian, substitusikan nilai ke dalam rumus:
Bunga Berjalan = (Rp 10.000.000 x 8% x 74 hari) / 180 hari = Rp 32.888,89
Jadi, bunga berjalan obligasi hingga 15 Maret 2024 adalah sekitar Rp 32.888,89.
Contoh Perhitungan Bunga Berjalan Obligasi (Contoh 2)
Sebagai contoh lain, misalkan Anda memiliki obligasi dengan nominal Rp 5.000.000, tingkat kupon 6% per tahun, dan periode kupon 1 tahun (365 hari). Tanggal pembayaran kupon terakhir adalah 1 Juli 2024, dan Anda ingin menghitung bunga berjalan hingga 31 Desember 2024.
Jumlah hari sejak pembayaran kupon terakhir adalah 183 hari (dari 1 Juli hingga 31 Desember).
Maka perhitungannya adalah:
Bunga Berjalan = (Rp 5.000.000 x 6% x 183 hari) / 365 hari = Rp 15.000
Bunga berjalan obligasi hingga 31 Desember 2024 adalah Rp 15.000.
Langkah-langkah Sistematis Perhitungan Bunga Berjalan Obligasi
- Tentukan nominal obligasi.
- Tentukan tingkat kupon tahunan.
- Tentukan jumlah hari dalam satu periode kupon.
- Tentukan tanggal pembayaran kupon terakhir dan tanggal perhitungan bunga berjalan. Hitung selisih hari di antara kedua tanggal tersebut.
- Substitusikan semua nilai ke dalam rumus bunga berjalan.
- Hitung hasil perhitungan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bunga Berjalan Obligasi
Besarnya bunga berjalan obligasi tidaklah statis; ia dipengaruhi oleh beberapa faktor kunci yang saling berkaitan. Memahami faktor-faktor ini krusial bagi investor untuk memprediksi dan mengelola risiko investasi mereka dalam obligasi.
Pengaruh Suku Bunga Pasar
Suku bunga pasar merupakan faktor dominan yang memengaruhi bunga berjalan obligasi. Ketika suku bunga pasar meningkat, nilai obligasi yang ada cenderung turun, dan sebaliknya. Hal ini disebabkan karena investor akan lebih tertarik pada obligasi baru yang menawarkan tingkat bunga yang lebih tinggi. Akibatnya, harga obligasi lama akan turun untuk menarik minat investor. Bunga berjalan, yang merupakan hasil bagi dari pendapatan bunga tahunan dengan harga pasar obligasi, akan berfluktuasi seiring perubahan suku bunga pasar. Sebagai contoh, jika suku bunga acuan Bank Indonesia naik, maka harga obligasi yang sudah ada di pasar akan cenderung turun, dan bunga berjalannya pun akan meningkat untuk menjadi lebih kompetitif.
Dampak Jangka Waktu Kepemilikan Obligasi
Jangka waktu kepemilikan obligasi juga berperan dalam menentukan bunga berjalan. Obligasi dengan jangka waktu jatuh tempo yang lebih panjang umumnya memiliki risiko yang lebih tinggi, sehingga menawarkan tingkat bunga yang lebih tinggi pula untuk mengkompensasi risiko tersebut. Namun, bunga berjalan obligasi jangka panjang lebih sensitif terhadap perubahan suku bunga pasar dibandingkan obligasi jangka pendek. Sehingga, investor perlu mempertimbangkan profil risiko dan horizon investasi mereka sebelum berinvestasi dalam obligasi dengan jangka waktu tertentu.
Pengaruh Nilai Nominal Obligasi
Nilai nominal obligasi, meskipun tidak secara langsung memengaruhi persentase bunga berjalan (yang ditentukan oleh kupon), berpengaruh pada jumlah bunga yang diterima secara absolut. Sebuah obligasi dengan nilai nominal yang lebih tinggi akan menghasilkan jumlah bunga yang lebih besar, meskipun persentase bunga berjalannya sama dengan obligasi bernilai nominal lebih rendah. Misalnya, obligasi dengan nilai nominal Rp 10.000.000 dan kupon 5% akan menghasilkan bunga tahunan yang lebih besar daripada obligasi dengan nilai nominal Rp 1.000.000 dan kupon yang sama.
Ringkasan Pengaruh Faktor-faktor Terhadap Bunga Berjalan
Faktor | Pengaruh terhadap Bunga Berjalan | Penjelasan Singkat | Contoh Ilustrasi |
---|---|---|---|
Suku Bunga Pasar | Berbanding terbalik (secara umum) | Kenaikan suku bunga pasar cenderung menurunkan harga obligasi dan meningkatkan bunga berjalan, dan sebaliknya. | Jika suku bunga acuan naik, harga obligasi jatuh, bunga berjalan naik. |
Jangka Waktu Kepemilikan | Berbanding lurus (umumnya) | Obligasi jangka panjang biasanya memiliki bunga berjalan yang lebih tinggi untuk mengkompensasi risiko yang lebih besar. | Obligasi pemerintah 10 tahun cenderung memiliki bunga berjalan lebih tinggi dari obligasi 1 tahun. |
Nilai Nominal Obligasi | Berbanding lurus (jumlah bunga, bukan persentase) | Nilai nominal yang lebih tinggi menghasilkan jumlah bunga yang lebih besar, meskipun persentase bunga berjalan tetap sama. | Obligasi Rp 10 juta dengan kupon 5% menghasilkan bunga lebih besar dari obligasi Rp 1 juta dengan kupon 5%. |
Contoh Kasus dan Perhitungan
Setelah memahami konsep dasar perhitungan bunga berjalan obligasi, mari kita praktikkan dengan beberapa contoh kasus. Contoh-contoh berikut akan menunjukkan bagaimana menghitung bunga berjalan dalam berbagai skenario, termasuk transaksi di pasar sekunder dan periode waktu yang tidak penuh. Perhitungan ini akan memperjelas penerapan rumus dan membantu Anda memahami prosesnya secara lebih komprehensif.
Berikut ini tiga contoh kasus dengan tingkat kesulitan yang berbeda, disertai langkah-langkah perhitungan dan hasil akhir yang disajikan dalam blok kutipan.
Kasus 1: Perhitungan Bunga Berjalan Sederhana
Sebuah obligasi dengan nilai nominal Rp 1.000.000 memiliki kupon 8% per tahun yang dibayarkan secara tahunan. Obligasi tersebut diperdagangkan pada tanggal 15 Maret 2024, sedangkan pembayaran kupon berikutnya jatuh tempo pada tanggal 15 Juni 2024. Hitunglah bunga berjalan yang harus dibayarkan kepada pembeli.
- Tentukan jumlah hari dalam periode kupon: Periode kupon adalah dari 15 Juni 2024 hingga 15 Juni 2025 (365 hari).
- Tentukan jumlah hari sejak pembayaran kupon terakhir hingga tanggal transaksi: Dari 15 Juni 2024 hingga 15 Maret 2024 terdapat 273 hari (9 bulan kurang 15 hari).
- Hitung bunga tahunan: Bunga tahunan = Nilai nominal x Kupon = Rp 1.000.000 x 8% = Rp 80.000
- Hitung bunga harian: Bunga harian = Bunga tahunan / 365 hari = Rp 80.000 / 365 hari ≈ Rp 219,18 per hari
- Hitung bunga berjalan: Bunga berjalan = Bunga harian x Jumlah hari sejak pembayaran kupon terakhir = Rp 219,18/hari x 273 hari ≈ Rp 59.750
Bunga berjalan yang harus dibayarkan kepada pembeli adalah sekitar Rp 59.750.
Kasus 2: Perhitungan Bunga Berjalan di Pasar Sekunder
Sebuah obligasi dengan nilai nominal Rp 5.000.000 dan kupon 10% per tahun dibayarkan setiap semester. Pembayaran kupon terakhir dilakukan pada 30 September 2024. Obligasi ini diperdagangkan pada 15 Januari 2025 dengan harga 102% dari nilai nominal. Hitung bunga berjalan yang harus dibayarkan.
- Tentukan jumlah hari dalam periode kupon: Periode kupon adalah 180 hari (6 bulan).
- Tentukan jumlah hari sejak pembayaran kupon terakhir hingga tanggal transaksi: Dari 30 September 2024 hingga 15 Januari 2025 terdapat 107 hari.
- Hitung bunga per periode kupon: Bunga per periode = Nilai nominal x (Kupon/2) = Rp 5.000.000 x (10%/2) = Rp 250.000
- Hitung bunga harian: Bunga harian = Bunga per periode / 180 hari = Rp 250.000 / 180 hari ≈ Rp 1.388,89 per hari
- Hitung bunga berjalan: Bunga berjalan = Bunga harian x Jumlah hari sejak pembayaran kupon terakhir = Rp 1.388,89/hari x 107 hari ≈ Rp 148.611
Bunga berjalan yang harus dibayarkan adalah sekitar Rp 148.611. Perlu diingat bahwa harga transaksi (102%) tidak mempengaruhi perhitungan bunga berjalan.
Kasus 3: Perhitungan Bunga Berjalan dengan Periode Waktu Tidak Penuh (Kurang dari Satu Tahun)
Sebuah obligasi dengan nilai nominal Rp 2.000.000 dan kupon 6% per tahun dibeli pada tanggal 1 Maret 2025. Pembayaran kupon dilakukan setiap tahun pada tanggal 31 Desember. Hitung bunga berjalan hingga tanggal 30 Juni 2025.
- Tentukan jumlah hari dalam periode kupon (setahun): 365 hari (asumsi tahun bukan tahun kabisat).
- Tentukan jumlah hari sejak tanggal pembelian hingga 30 Juni 2025: Dari 1 Maret 2025 hingga 30 Juni 2025 terdapat 121 hari.
- Hitung bunga tahunan: Bunga tahunan = Nilai nominal x Kupon = Rp 2.000.000 x 6% = Rp 120.000
- Hitung bunga harian: Bunga harian = Bunga tahunan / 365 hari = Rp 120.000 / 365 hari ≈ Rp 328,77 per hari
- Hitung bunga berjalan: Bunga berjalan = Bunga harian x Jumlah hari = Rp 328,77/hari x 121 hari ≈ Rp 39.750
Bunga berjalan yang harus dibayarkan hingga 30 Juni 2025 adalah sekitar Rp 39.750.
Perbedaan Perhitungan Bunga Berjalan Antar Jenis Obligasi
Perhitungan bunga berjalan pada obligasi sedikit berbeda tergantung jenis obligasinya. Pemahaman perbedaan ini krusial bagi investor untuk menghitung return investasi secara akurat. Artikel ini akan menjelaskan perbedaan perhitungan bunga berjalan pada obligasi konvensional dan obligasi zero coupon, disertai contoh perhitungan untuk masing-masing jenis.
Perhitungan Bunga Berjalan Obligasi Konvensional
Obligasi konvensional membayar kupon secara berkala (misalnya, setiap enam bulan) hingga jatuh tempo. Perhitungan bunga berjalan pada obligasi ini didasarkan pada kupon yang akan diterima hingga tanggal jual obligasi tersebut. Besarnya bunga berjalan bergantung pada nilai nominal obligasi, tingkat kupon, dan jangka waktu sejak pembayaran kupon terakhir hingga tanggal jual.
Rumus umum perhitungan bunga berjalan obligasi konvensional adalah:
Bunga Berjalan = (Nilai Nominal x Tingkat Kupon x Jumlah Hari Sejak Pembayaran Kupon Terakhir) / Jumlah Hari dalam Periode Kupon
Contoh: Sebuah obligasi konvensional dengan nilai nominal Rp 1.000.000, tingkat kupon 10% per tahun (dibayarkan setiap enam bulan), dibeli pada tanggal 15 Maret. Pembayaran kupon terakhir dilakukan pada tanggal 15 September tahun sebelumnya. Jumlah hari sejak pembayaran kupon terakhir hingga 15 Maret adalah 180 hari (dengan asumsi tahun kabisat). Jumlah hari dalam periode kupon adalah 180 hari. Maka bunga berjalannya adalah:
Bunga Berjalan = (Rp 1.000.000 x 0,10 x 180) / 180 = Rp 100.000
Ini berarti pembeli obligasi akan menerima Rp 100.000 sebagai bunga berjalan.
Perhitungan Bunga Berjalan Obligasi Zero Coupon
Obligasi zero coupon tidak membayar kupon secara berkala. Investor hanya akan menerima nilai nominal obligasi pada saat jatuh tempo. Perhitungan bunga berjalan pada obligasi ini didasarkan pada selisih antara harga beli dan harga jual obligasi pada saat transaksi. Harga beli biasanya lebih rendah dari nilai nominal dan mencerminkan tingkat diskonto yang berlaku.
Karena tidak ada pembayaran kupon periodik, perhitungan bunga berjalan lebih sederhana. Bunga berjalan dihitung berdasarkan selisih harga beli dan harga jual pada saat transaksi.
Contoh: Sebuah obligasi zero coupon dengan nilai nominal Rp 1.000.000 dibeli seharga Rp 800.000 dan dijual seharga Rp 850.000. Maka bunga berjalan yang diperoleh adalah:
Bunga Berjalan = Rp 850.000 – Rp 800.000 = Rp 50.000
Perbandingan Metode Perhitungan Bunga Berjalan
- Obligasi Konvensional: Bunga berjalan dihitung berdasarkan kupon yang akan diterima hingga tanggal jual, mempertimbangkan nilai nominal, tingkat kupon, dan jangka waktu.
- Obligasi Zero Coupon: Bunga berjalan dihitung berdasarkan selisih antara harga beli dan harga jual obligasi pada saat transaksi.
Ilustrasi Perbedaan Perhitungan
Bayangkan dua investor, A dan B. Investor A membeli obligasi konvensional dengan nilai nominal Rp 1.000.000 dan tingkat kupon 5% per tahun (dibayarkan secara tahunan). Investor B membeli obligasi zero coupon dengan nilai nominal Rp 1.000.000 seharga Rp 900.000. Setelah setahun, Investor A menerima kupon Rp 50.000 (5% dari Rp 1.000.000). Jika Investor A menjual obligasinya pada saat itu, bunga berjalan yang diterimanya akan dihitung berdasarkan proporsi kupon tahunan. Sementara itu, jika Investor B menjual obligasinya seharga Rp 950.000, bunga berjalannya adalah Rp 50.000 (Rp 950.000 – Rp 900.000). Meskipun kedua investor memperoleh bunga berjalan yang sama dalam contoh ini, metode perhitungannya sangat berbeda.
Kesimpulan Akhir
Menghitung bunga berjalan obligasi merupakan keterampilan penting bagi investor yang ingin memaksimalkan keuntungan investasi mereka. Dengan memahami rumus, faktor-faktor yang mempengaruhi perhitungan, dan perbedaan metode perhitungan antar jenis obligasi, investor dapat membuat keputusan yang lebih tepat dan terhindar dari potensi kerugian. Kemampuan untuk menganalisis dan memprediksi bunga berjalan akan meningkatkan kemampuan investor dalam mengelola portofolio investasi mereka secara efektif. Semoga pemahaman yang didapat dari artikel ini dapat membantu Anda dalam berinvestasi di pasar obligasi.